Banyak orang bisnis yang baik, terutama perusahaan-perusahaan sukses yang memiliki kontribusi sangat besar dalam proyek-proyek filantropis sebagai cara memberikan kembali kepada masyarakat. Tahun ini, Forbes mengakui Theodore Rachmat sebagai salah satu pemilik perusahaan Indonesia yang benar-benar aktif dalam proyek-proyek filantropis. Melalui sebuah yayasan keluarga bernama A & A Rachmat Compassionate Service Foundation, pemilik Triputra Group yang sering disebut Teddy ini berkontribusi untuk berbagai program sosial dan pendidikan.
Program-program Kesehatan dari Teddy Rachmat Foundation
Masalah kesehatan sangat menonjol di Indonesia; banyak orang hanya mampu berobat ke klinik murah setiap kali mereka sakit. Yayasan Theodore “Teddy” Rachmat telah memberikan dana untuk banyak klinik di berbagai daerah di Indonesia, yang digunakan untuk suplai medis dan obat-obatan. Sejauh ini, ada 32 klinik di berbagai daerah di Indonesia yang didanai oleh uang Teddy, dan klinik-klinik ini telah berhasil memberikan pelayanan kesehatan dengan biaya lebih terjangkau untuk para pasien berpenghasilan rendah.
Klinik-klinik ini menyediakan layanan kesehatan super murah; misalnya, pasien bisa datang dan menerima pelayanan kesehatan hanya dengan Rp 5.000 (sekitar 50 sen) hingga Rp 20.000 (sekitar 2 dolar Amerika) per kunjungan untuk mendapatkan konsultasi, diagnosis, dan obat-obatan. Hal ini jelas sangat membantu banyak orang dari keluarga berpenghasilan rendah, terutama mereka yang memiliki anak kecil.
Program-program Pendidikan dari Teddy Rachmat Foundation
Yayasan ini sekarang menyediakan beasiswa dan dana untuk sekitar 17 perguruan tinggi ternama di Indonesia, yang ditujukan terutama untuk para siswa dari keluarga berpenghasilan rendah. Sampai saat ini, sudah ada hampir 100.000 siswa di berbagai daerah di Indonesia yang menerima beasiswa, dan jumlahnya akan meningkat secara signifikan karena lebih banyak orang menyadari seberapa jauh pendidikan yang baik dapat membawa mereka.
Program ini sebenarnya merupakan gema dari program pendidikan pertama yang dilakukan yayasan. Kembali ke tahun 1999, Theodore Rachmat dan keluarganya bergabung untuk memulai sebuah yayasan pendidikan bernama Yayasan Indonesia Belajar Mandiri. Pada saat itu, program-program ini terbatas pada dana beasiswa khususnya untuk mahasiswa Sanata Dharma dan Institut Pertanian Bogor, tetapi kemudian diperluas untuk berbagai aspek yang lebih luas. Yayasan ini sekarang mendanai berbagai universitas dan menemukan peluang karier baru.
Theodore Rachmat lulus dari sekolah terkenal dan mencapai posisi bisnisnya, dan dia berkesimpulan bahwa kesuksesan terbaik diperoleh melalui pendidikan. Hal ini sejalan dengan salah satu prinsip yayasan: untuk memberikan lebih banyak kesempatan kepada seluruh siswa dalam memperoleh pendidikan. Juga, dia berfokus pada pengembangan pribadi dan berbagai proyek seperti pembangunan kembali sekolah setelah terjadinya bencana alam tsunami.
Informasi yang sangat bagus….. Ijinkan saya belajar……..