Bergabung dalam liga pebisnis Sumatera Utara yang sukses yang diuntungkan dari industri minyak sawit, Martua Sitorus adalah pemilik perusahaan minyak sawit asal Pematang Siantar yang sukses yang telah melakukan ekspor ke berbagai negara seperti India, Amerika Serikat, Tiongkok, Malaysia, dan sekitar 50 negara lainnya. Pada usia 54 tahun, dia masih sibuk mengelola perusahaannya yang bergerak di berbagai bidang. Total kekayaannya sekarang sekitar 1,85 miliar dolar Amerika.
Martua Sitorus: dari tidak berarti menjadi berarti
Lahir dari keluarga keturunan Tiongkok, Martua Sitorus mempunyai keuletan, intuisi bisnis, dan kemauan untuk berhasil sejak dia muda. Setelah lulus dari sekolah menengah atas, dia kuliah di Universitas HKBP Nomensen di Medan, menjual ikan dan udang selama masa remajanya untuk membantu ekonomi keluarga dan memperoleh uang tambahan untuk biaya pendidikannya. Pengalaman ini membentuk intuisi bisnisnya, dan terbukti berguna saat dia mulai membangun dan memperluas bisnisnya hingga dia menjadi salah seorang taipan bisnis Indonesia.
Awal kesuksesan perjalanan bisnisnya terjadi pada tahun 1991, ketika dia menemukan agribisnis Wilmar International dengan mitra Malaysia-nya, Kuok Khoon Hong, yang kini memiliki posisi sebagai ketua. Perusahaan bermula sebagai perusahaan perdagangan minyak sawit, tapi terus berkembang. Pada tahun 2003, Martua mendirikan fasilitas pabrik pupuk, dan memperluas ke Shanghai dengan membangun pabrik kimia oleo. Sekarang, perusahaan mencakup pabrik minyak kelapa, bisnis gula, bahkan minyak sayur murni. Mitranya, di antara banyak yang lain, adalah Unilever dan Kellogg Company. Perusahaannya juga memproduksi Sania, salah satu merek minyak goreng paling populer di Indonesia.
Kini, Martua Sitorus mundur dari posisinya sebagai COO di Wilmar dan tinggal di Singapura serta berkonsentrasi pada bisnis keluarga. Selain memperhatikan sahamnya di perusahaan batu bara Whitehaven di Australia, dia pun membeli dan mengelola Aviva Tower, sebuah gedung pencakar langit di London.