APRIL Grup, perusahaan milik Sukanto Tanoto terlibat aktif dalam pengelolaan lahan secara berkelanjutan. Melalui Forum Bisnis Pengelolaan Lahan Berkelanjutan, perusahaan Sukanto Tanoto ikut dalam wadah bagi perusahaan, LSM, dan pemerintah mendiskusikan solusi terbaik untuk menanggulangi permasalahan degradasi lahan dan menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini selaras dengan nilai yang selalu ditanamkan Sukanto Tanoto pada grup perusahaan di bawah bendera Royal Golden Eagle.
Tahun ini, Direktur Utama Grup APRIL, Bey Soo Khiang turut berpartisipasi dalam forum tersebut. Ia mempresentasikan tentang sistem kemitraan sektor swasta-publik yang kemungkinan besar akan menjadi solusi terbaik untuk menanggulangi masalah ini.
Rekam Jejak Grup APRIL Serta Solusi yang Ditawarkan
Praktik pembalakan liar dan pembakaran hutan adalah dua penyebab utama gundulnya hutan dalam skala besar. Hal ini bisa terjadi karena penduduk di sekitar hutan tersebut tidak teredukasi dengan baik mengenai bahaya deforestasi. Bey Soo Khiang mengatakan, Grup APRIL berusaha menghapus praktik ini melalui berbagai cara. Salah satunya adalah berkolaborasi dengan penduduk setempat telah. Cara tersebut terbukti membantu mengurangi deforestasi secara signifikan di Indonesia.
Menurut Bey Soo Khiang, dengan mengembangkan kemampuan, melatih dan meningkatkan teknologi yang biasa digunakan petani swadaya, mampu menurunkan angka deforestasi yang sangat signifikan, khususnya dalam skala yang lebih besar.
Selain itu, masyarakat juga diajarkan untuk tidak lagi mencari keuntungan yang sifatnya jangka pendek. Grup APRIL menawarkan sistem kemitraan dengan para petani swadaya, yang sifatnya memberikan kontrak jangka panjang. Hal tersebut tidak hanya terbukti berhasil meningkatkan taraf hidup para petani swadaya, namun juga menyediakan lapangan pekerjaan dan bisnis baru bagi masyarakat sekitar. Dengan mempelajari praktik bisnis, secara otomatis pendapatan mereka juga akan meningkat.
Melanjutkan Dukungan Pemerintah
Selain itu, Bey juga menunjukan data yang cukup mengejutkan. Menurut data tersebut, dari sekitar 130 juta hektar hutan di Indonesia, lebih dari setengahnya dijadikan sebagai hutan produksi, sementara sekitar 34 juta hektar lainnya masih belum dikelola dengan baik.
Bey menyimpulkan, dengan adanya dukungan pemerintah, Grup APRIL mampu melakukan pendekatan hingga ke skala nasional. Negara-negara lain pun dapat mencontoh cara yang ini, demi memperbaiki keadaan ekonomi masyarakatnya secara menyeluruh.
Inisiatif berskala besar ini tidak hanya memfokuskan pada pengelolaan dan pelestarian hutan, namun juga untuk memperbaiki taraf hidup dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Karena di Indonesia sendiri, lebih dari 30 juta orang penduduknya masih berada di bawah garis kemiskinan.