Tahun 2015 adalah tahun pasar terbuka bagi seluruh negara ASEAN, di mana batas perdagangan antara negara-negara tersebut berkurang dan pasar menjadi lebih mudah ditembus. Sebagai Menteri Koordinator Perekonomian, Chairul Tanjung menyatakan kepada media bahwa dia mendukung rencana akuisisi PT Bank Mandiri Tbk terhadap Bank Tabungan Negara (BTN), untuk membentuk satu bank pelat merah yang kuat yang akan siap membantu Indonesia menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN era pasar terbuka tahun 2015.
Keputusannya sebagai respons terhadap penolakan sebagian besar karyawan BTN mengenai rencana akuisisi, yang mengakibatkan pembatalan rencana tersebut.
Mengapa Chairul Tanjung Mendukung Rencana Akuisisi
Terlepas dari kenyataan bahwa Mandiri telah memutuskan untuk tidak melakukan rencana akuisisi terhadap BTN, Chairul Tanjung masih sangat terbuka mengenai gagasan untuk menciptakan satu bank yang kuat untuk mendukung Indonesia di pasar terbuka ASEAN. Menurut dia, ada 10 bank yang telah ditunjuk sebagai server keuangan utama di Masyarakat Ekonomi ASEAN, tapi tidak satu pun dari bank-bank tersebut berasal dari Indonesia. Oleh karena itu, untuk meningkatkan daya saing pasar Indonesia, bank yang kuat diperlukan. Rencana awal PT Bank Mandiri untuk mengakuisisi BTN merupakan upaya untuk menciptakan sebuah bank yang lebih kuat untuk menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Dia juga mengatakan bahwa rencana itu bukan sesuatu yang salah atau melanggar aturan, serta sangat penting untuk mendukung kondisi ekonomi di Indonesia di tengah persaingan dengan negara-negara ASEAN lainnya. Namun, dia juga menghormati keputusan terbaru antara Mandiri dan BTN untuk merekonsiliasi hubungan mereka melalui agenda yang berbeda.
Rencana Akuisisi dan Penolakan
Rencana akuisisi Mandiri terhadap BTN diprakarsai oleh Dahlan Iskan, tapi rencana tersebut ditolak oleh sebagian besar karyawan BTN karena takut terjadi pemecatan besar-besaran. Rencana awal dibuat untuk mengubah dua bank nasional menjadi satu bank internasional yang kuat, yang dapat mewakili Indonesia di Masyarakat Ekonomi ASEAN pada tahun 2015 karena negara-negara ASEAN didesak untuk memiliki satu bank internasional yang kuat untuk terlibat di pasar terbuka.
Menurut Chairul Tanjung, rencana itu seharusnya menjadi langkah penting di masa depan untuk mendukung pemerintah Indonesia selama era pasar terbuka ASEAN. Namun, hingga kini, dia masih belum mengambil sikap drastis atau mengeluarkan opini bernada keras mengenai keputusan terbaru antara dua bank, karena dia tidak ingin merilis pernyataan yang akan memengaruhi stabilitas saham kedua bank. Saat ini, dua bank tersebut bekerja pada perencanaan dan kesepakatan yang baik untuk menghadapi era pasar ASEAN terbuka yang baru.