Pendekatan sains atau ilmiah menjadi salah satu kunci suksesnya Royal Golden Eagle, perusahaan berbasis sumber daya alam yang didirikan Sukanto Tanoto. Bagi Sukanto, pemanfaatan teknologi tidak dapat dipisahkan dalam operasi perusahaan.
Pendekatan ilmiah sudah dilakukan oleh Sukanto Tanoto sejak pertama kali merintis usahanya. Salah satu yang dilakukan adalah dengan mengirim orang-orang terbaiknya untuk belajar mengenai penerapan teknologi terkini dalam industri yang digelutinya.
Brasil dikenal sebagai salah satu negara penghasil pulp dan kertas terbaik, dan kesanalah Sukanto Tanoto mengirim karyawannya untuk mendapatkan ilmu mengenai penerapan ilmu dan teknologi di dunia perkebunan.
Sukanto Tanoto mengetahui Brasil memiliki basis industry pulp dan kertas yang baik. Selain itu secara kebetulan ilkim dan kondisi yang ada di Brazil sama persis dengan Indonesia. Mereka sama-sama memiliki wilayah tropis. Karena hal itulah, Sukanto Tanoto pergi ke Brasil dan mengirimkan tim untuk belaar seluk beluk perkebunan. Dari Brasil ia dapat mempelajari teknologinya dan mereka pintar dalam menumbuhkan pohon dan punya cara special dalam pemanfaatan pulp.
Pemanfaatan sains akhirnya memang terbukti meningkatkan produksi. Hal ini dibuktikan jika pada 1996, setiap hektare perkebunan akasia April grup hanya menghasilkan 22 meter kubik kayu. Tetapi berkat riset terus-menerus, April grup bisa mendongkrak produksinya menjadi 32 meter kubik pada 2010. Bahkan, mereka mengejar target menjadi 35 meter kubik pada 2020.