Hanya satu orang yang disebut The Magic of Bank Marketing, dan orang itu adalah Mochtar Riady. Dialah otak utama di balik kesuksesan Lippo Group (yang terdiri dari Lippo Bank) dan Panin Bank, sebuah bank swasta kecil yang kemudian menjadi pesaing Bank Central Asia. Dia juga pernah bekerja di BCA dan berhasil membawa bank tersebut menjadi salah satu bank swasta paling sukses di Indonesia. Menariknya, dia memulai kariernya tanpa pengetahuan akunting yang baik.
Awal Karier
Mochtar Riady memulai kariernya sebagai seorang pemilik toko kecil di Malang, Jawa Timur, yang sebelumnya merupakan milik iparnya. Setelah mengubah toko tersebut menjadi toko besar hanya dalam tiga tahun, dia pindah ke Jakarta pada tahun 1954 untuk mengejar mimpinya menjadi seorang bankir. Pertama, dia bekerja di sebuah kantor kecil, kemudian bermitra dengan temannya dalam sebuah perusahaan pengangkutan kecil. Selanjutnya, dia membeli Bank Kemakmuran dengan harga murah, karena bank kecil tersebut menghadapi masalah keuangan, dan menjadi direktur di bank itu. Namun, dia kemudian memutuskan untuk bekerja dari dasar, karena dia menyadari bahwa dia tidak tahu apa pun mengenai aspek akunting dan finansial bank.
Akhirnya dia berhasil membangun bank hingga perlahan-lahan bank itu menjadi sebuah bank kecil yang sukses. Lalu, pada tahun 1971, dia pindah ke Panin Bank, yang merupakan penggabungan dari Bank Kemakmuran, Bank Industri Dagang Indonesia, dan Bank Industri Jaya. Dia berhasil mengembangkan bank itu hingga menjadi bank yang sukses bahkan mampu menyaingi BCA. Kemudian, dia pindah ke BCA pada tahun 1978, membawa berbagai pengalamannya ketika dia masih bekerja di Bank Kemakmuran dan Panin Bank.
Otak di Balik Bank-bank yang Sukses
Selama dia di BCA, Mochtar Riyadi menerapkan pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya mengenai bank, dan dengan sukses meningkatkan harga saham BCA dari hanya Rp 12,8 miliar menjadi Rp 5 triliun. Dia kemudian pindah ke Bank Perniagaan Asia dan dengan sukses meningkatkan harga saham bank itu, hingga bank tersebut bisa bergabung dengan Bank Umum Asia dan kemudian menjadi Lippo Bank pada 1989. Di tangannya, Lippo Bank secara perlahan berkembang menjadi Lippo Group, yang memegang beberapa bisnis seperti properti, finansial, industri, energi, elektrik, dan pembangunan infrastruktur. Lippo Group mengalami krisis moneter yang hebat pada 1997, namun setelah satu dekade, Mochtar Riyadi berhasil membawa grup itu kembali menjejakkan kakinya, dan dia memperoleh kembali tempatnya dalam daftar Forbes mengenai orang terkaya Indonesia dengan kekayaan bersih lebih dari 2,5 miliar dolar Amerika.