Melihat daftar Forbes mengenai orang-orang terkaya Indonesia, biasanya kita akan melihat nama-nama pebisnis yang telah berusia sekitar 60 tahun ke atas. Namun, Ciliandra Fangiono merupakan satu nama yang tidak mengikuti aturan itu, dia menjadi satu-satunya orang yang baru berusia akhir 30-an. Memang, dia memulai usahanya dengan meneruskan bisnis keluarga, tetapi di bawah kepemimpinannya, perusahaannya memperlihatkan peningkatan aset dan keuntungan, dan dia dijuluki miliuner termuda di Indonesia. Tidak hanya mampu menaikkan nilai saham perusahaan dan aset, namun dia juga bisa membuat perusahaan sendiri.
Meningkatkan Bisnis Keluarga
Saat ini, Ciliandra Fangiono menangani perusahaan keluarganya, First Resources Limited, yang mengelola bisnis kimia oleo. Sementara perusahaan selalu berhasil, Ciliandra adalah generasi kedua yang mampu tidak hanya mengelola perusahaan, tetapi juga meningkatkannya. Misalnya, selama kepemimpinannya, First Resources Limited memperlihatkan peningkatan sahamnya hingga 30%, dan aset perusahaan dari bidang kelapa sawit meningkat secara drastis dalam ukuran. Hal-hal tersebut tentu saja prestasi yang luar biasa, mengingat bahwa Cillian bergabung dengan perusahaan sebagai generasi kedua pada usia sangat muda.
Ciliandra berhasil meningkatkan ukuran area perkebunan kelapa sawit perusahaan dari 146.000 hektar menjadi 247.000 hektar. Juga, dia membangun satu perusahaan lagi di bawah First Resources Limited, dinamakan PT Ciliandra Perkasa. Perusahaan ini berkaitan dengan pengilangan dan produksi minyak sawit, sehingga pabrik kimia oleo First Resources dapat memperoleh akses lebih baik kepada minyak sawit. Oleh karena itu, kedua perusahaan saling mendukung. Ciliandra juga bertindak sebagai Direktur PT Ciliandra Perkasa.
Prestasi terbesar perusahaan adalah akuisisi 100.000 hektar lahan untuk perkebunan kelapa sawit di Kalimantan Timur, yang juga terkenal sebagai pusat industri kelapa sawit terkemuka.
Belajar Tanpa Akhir sebagai Kunci Sukses
Kunci kesuksesan Ciliandra Fangiono dalam memimpin, memperbaiki, dan membuat perusahaan adalah belajar tanpa akhir. Sebagai seorang putra pemilik bisnis, dia beruntung bisa memperoleh gelar sarjana ekonomi dari Cambridge University. Kemudian, dia menghabiskan beberapa tahun bekerja sebagai staf pada divisi investasi bank di Meryl Lynch di Singapura. Di sini, dia bekerja sambil meningkatkan pengetahuan dan kepandaiannya dalam merger, akuisisi, dan pengetahuan bisnis umum.
Dengan seluruh pengetahuan, pengalaman, dan pembelajarannya, tidak heran dia berhasil menjadi miliuner termuda. Dia memang mewarisi bisnis keluarga, namun kepandaian dan intuisi bisnisnya juga yang membuatnya mampu meraih kesuksesan.