Bachtiar Karim
Minyak sawit masih menjadi sumber kekayaan terbesar dari orang-orang terkaya Indonesia. Pada usia 58 tahun, Bachtiar Karim menjadi salah satu pebisnis terkaya di Indonesia dengan nilai kekayaan yang mengagumkan. Di antara daftar orang terkaya di dunia berdasarkan majalah Forbes yang terkenal itu, Bachtiar Karim menjadi pendatang baru, tapi dia lekas dikenal sebagai salah seorang pemilik bisnis yang paling menonjol di Indonesia. Putra dari Anwar Karim, pemilik Nam Cheong Soap Factory, ini melesat masuk daftar orang terkaya dunia dengan dua saudara laki-lakinya serta perusahaan kimia oleo (bahan kimia yang dihasilkan dari lemak tumbuhan dan hewan), Musim Mas.
Berdasarkan data terbaru orang-orang terkaya dunia versi Majalah Forbes, kekayaan Bachtiar Karim sekarang sekitar 2 biliun dolar Amerika dan dia menempati peringkat 869 orang terkaya dalam daftar 1.000 orang terkaya dunia menurut Forbes.
Kekayaan dari Perusahaan Kimia Oleo
Musim Mas, perusahaan kimia oleo dan kilang minyak sawit terbesar kedua di Indonesia, awalnya merupakan pengembangan dari Nam Cheong Soap Factory, yang didirikan pada tahun 1972. Perusahaan Nam Cheong Soap sendiri masih aktif, memproduksi berbagai barang seperti sabun dan margarin dari hasil penyulingan minyak sawit. Musim Mas juga dikenal sebagai salah satu perusahaan minyak sawit terbesar di dunia dan telah mengekspor minyak beserta hasil olahannya ke berbagai negara. Sekarang, perusahaan sudah memiliki kapal tanker dan terminal peti kemas yang besar, serta mengekspor minyak sawitnya ke negara-negara lain, termasuk ke India sebagai pengimpor minyak sawit terbesar. Lokasi utama Musim Mas terletak di Sumatra Utara.
Selain terlibat dalam produksi minyak sawit dan pembuatan bahan kimia oleo, Bachtiar Karim juga seorang filantropis. Dia memiliki pelatihan wirausaha dan pusat pendidikan di Kota Medan, di Universitas Sumatera Utara, dimulai untuk mengedukasi kaum muda setempat mengenai pentingnya spirit wirausaha. Sebagai seorang lulusan Universitas Nasional Singapura (National University of Singapore), dia juga menjadi penyandang dana dan pendukung tetap gerakan wirausaha di Indonesia.