Orang-orang Terkaya Indonesia: Mengapa Kisah-kisah Mereka Menjadi Penting
Setelah dilanda guncangan krisis moneter dengan kekuatan yang mencengangkan pada tahun 1997, Indonesia kini perlahan-lahan bangkit sebagai salah satu negara yang paling dikenal di Asia dalam hal ekonomi dan investasi. Dengan meningkatnya ekonomi dan tren investasi asing di negeri ini, Indonesia secara perlahan menjadi nama yang dikenal di media bisnis. Nama-nama orang terkaya Indonesia mulai menyemarakkan media internasional seperti Forbes, dan mereka menjadi ikon meningkatnya tren ekonomi Indonesia.
Sementara banyak yang berpikir bahwa orang-orang terkaya itu hanya mencerminkan ketidaksetaraan di negara berkembang, padahal orang-orang terkaya tersebut juga memberikan berbagai kontribusi dalam banyak aspek. Melalui aset, uang, bahkan yayasan dan kegiatan filantropis mereka (yang dimungkinkan karena mereka memiliki uang), orang-orang ini berkontribusi kepada negara dengan cara mereka sendiri.
Orang Terkaya dan Pertumbuhan PDB Terkini di Indonesia
Pendapatan Domestik Bruto (PDB/GDP) Indonesia terlihat terus meningkat selama 13 tahun terakhir, dan pertumbuhan PDB telah stabil sejak tahun 2010, yaitu antara 5,8% dan 6,5%. Tampaknya hal ini sebagai kemajuan yang baik, karena persentasenya hanya sedikit lebih rendah dibandingkan Tiongkok, dan lebih tinggi daripada Amerika Serikat. Namun, harus dicatat bahwa PDB per kapita yang sebenarnya jauh lebih rendah dibandingkan Amerika Serikat dan Tiongkok. Hal ini menempatkan Indonesia dalam posisi kurang menguntungkan, terutama apabila dilihat dari fakta bahwa negara masih membutuhkan banyak dukungan investasi untuk pertumbuhan ekonomi dan iklim moneter.
PDB per Kapita (USD) | Pertumbuhan PDB Riil (%) | |||||||
2010 | 2011 | 2012 | 2013 | 2010 | 2011 | 2012 | 2013 | |
AS | 48.358 | 49.854 | 51.749 | - | 2,9 | 1,5 | 2,8 | 1,9 |
Tiongkok | 4.433 | 5.447 | 6.091 | - | 10,3 | 9,2 | 7,4 | 7,7 |
Indonesia | 3.010 | 3.540 | 3.592 | - | 6,1 | 6,5 | 6,2 | 5,8 |
Sementara itu, banyak pengamat dan ahli bisnis juga mencatat bahwa 43.000 dari populasi orang terkaya di Indonesia memberikan kontribusi hampir 25% untuk PDB negara. Jumlah ini tampaknya besar, tetapi 43.000 orang kaya hanya terdiri dari sekitar 0,02% dari seluruh penduduk Indonesia. Oleh karena itu, sejumlah kecil orang menghasilkan sebuah proporsi besar yang tidak proporsional dari PDB.
Sementara banyak orang melihat hal ini sebagai tanda ketimpangan, justru orang-orang terkaya ini menunjukkkan bahwa terkaya itu tidak berarti egois. Rupanya, semakin banyak uang seseorang, semakin termotivasi mereka untuk memberikan kontribusi.
Berbagai Kontribusi Orang Terkaya untuk Masyarakat Indonesia
Berikut beberapa kontribusi yang dibuat orang-orang terkaya bagi Indonesia dengan cara mereka sendiri-sendiri:
- Memberikan lebih banyak kesempatan kerja. Pengangguran merupakan salah satu masalah terbesar di Indonesia, dan pemerintah tidak mampu untuk mempekerjakan begitu banyak orang. Orang-orang terkaya itu sebagian besar merupakan pemilik bisnis yang sukses, dan dengan memperluas kerajaan bisnis atau prestasi mereka, mereka dapat memberi kembali dengan cara memberikan kesempatan kerja.
- Memberikan pelatihan dan pendidikan untuk lingkungan lokal dan karyawan. Seperti Asian Agri; memiliki pusat belajar sendiri untuk mendidik para petani mitra dan lokal, para petani plasma (termasuk petani mandiri) mengenai metode terbaik untuk menanam kelapa sawit untuk industri, memperluas bisnis, dan meningkatkan produksi. Kegiatan semacam ini biasanya merupakan bagian dari bisnis proyek CSR, tetapi berharga dalam memberikan kesempatan untuk meningkatkan keterampilan dan pengetahuan bagi penduduk setempat.
- Membantu memperkuat posisi ekonomi Indonesia dalam industri, terutama dengan tren yang berkembang di industri manufaktur dan jasa. Banyak orang terkaya adalah pemilik bisnis dengan keberhasilan tinggi dan inovasi, dan mereka berkontribusi terhadap meningkatnya tren Indonesia dalam industri manufaktur dan industri jasa. Misalnya, Mochtar Riady dari Grup Lippo yang terus melakukan perubahan besar dan membangun salah satu kelompok binis paling global di Indonesia yang dominan dalam properti, layanan kesehatan, pendidikan, ritel, media, dan jasa keuangan.
1965 | 1980 | 1996 | 2010 | |
Agrikultur | 51% | 24% | 16% | 15% |
Manufaktur & Tambang | 13% | 42% | 43% | 47% |
Servis | 36% | 34% | 41% | 38% |
- Berkontribusi pada infrastruktur. Beberapa perusahaan, terutama perusahaan-perusahaan yang beroperasi di daerah terpencil, sering kali melakukan proyek-proyek pembangunan berbagai infrastruktur untuk mendukung bisnis harian mereka, seperti jalan, akses mobil, tiang listrik, dan lain-lain. Infrastruktur-infrastruktur ini tentu saja bersifat permanen, sehingga penduduk lokal dapat juga memanfaatkan dan menikmati fasilitas-fasilitas tersebut.
- Berkontribusi pada berbagai proyek filantropis. Karena banyak masalah sosial harus dipecahkan dengan uang, orang-orang terkaya sering menghabiskan lebih banyak uang pada orang yang mereka cintai. Dalam hal ini, orang-orang terkaya membantu penduduk dalam berbagai cara tergantung pada pemilik bisnis dan isu-isu yang dipilih. Misalnya, melalui Djarum Foundation, Hartono bersaudara adalah pendukung kuat seni, pendidikan, dan inisiatif lingkungan; melalui Tanoto Foundation, keluarga Sukanto Tanoto mendukung hal-hal yang berkaitan dengan sosial dan pendidikan; dan melalui yayasan pendidikan Lippo, 52 sekolah serta dua universitas, termasuk universitas swasta terkemuka di Indonesia sebagai buktinya.
- Meningkatkan tren pemasaran produk di negara-negara lain dengan membuat berbagai produk inovatif. Misalnya, mi instan Indomie dari produsen makanan Indofood adalah produk yang sangat populer tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di negara-negara lain di Asia, Eropa, Amerika, dan sebagainya. Bahkan sampai sekarang, masih menjadi salah satu produk konsumen dengan penjualan terbaik di Indonesia dan negara-negara lain yang mengonsumsi banyak mi instan ini, dan pastinya meningkatkan pemasukan.
Orang-orang terkaya bisa menyebabkan kesenjangan sosial, tetapi mereka juga tidak berhenti untuk melakukan filantropi, suatu kegiatan yang membutuhkan sejumlah uang karena uanglah yang menjadi salah satu faktor yang dapat melakukan hal itu. Plus, pabrik-pabrik dan produsen-produsen Indonesia sering mempekerjakan penduduk setempat sebagai karyawan mereka, mengurangi dendam sosial di antara penduduk setempat.